Senin, 16 Mei 2011

Mengenal Muhammad SAW, Teladan terbaik Sepanjang Masa

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Tulisan ini bermaksud mengungkapkan sendikit fakta nyata mengenai sebuah krisis keteladanan manusia, sesungguhnya tidak hanya umat Islam saja, tapi ane yakin juga ini untuk semua lapisan masyarakat yang ada di seluruh bumi nusantara bahkan di seluruh dunia.



1. Fakta
Pendek kata, salah satu krisis terbesar dalam sejarah manusia saat ini bukan ksrisis harta benda, tapi lebih parah lagi adalah krisis moral, dan jauh lebih parah lagi adalah krisis keteladanan. Hal ini karena tidak ada pemimpin yg visioner, kompeten, dan memiliki integritas yg tinggi, maka setiap masalah yg ada di sekitar kita akan semakin parah saja.

Akibatnya, biaya kesehatan semakin sulit dijangkau, manajemen transportasi semakin amburadul, pendidikan semakin kehilangan nurani welas asih yg berorientasi kepada akhlak mulia, sungai dan air tanah semakin tercemar dan sampah menumpuk dimana-mana. Inilah kondisi Indonesia khususnya, dipungkiri atau tidak, beginilah adanya.

Tak ubahnya masalah diatas, kasus korupsi , kebocoran anggaran dan pelaksanaan pembangunan ternyata lebih parah dari masa Orde Baru. Jika dahulu korupsi terkonsentrasi di pemerintah pusat, kini korupsi tersebar merata di hampir setiap lapisan birokrasi. Saking banyaknya, hampir sulit mencari koran atau media yang tidak memberitakan korupsi setiap harinya.

2. Mutiara Keteladanan Yg Tertutup Lumpur Keangkuhan
Dari gambaran tersebut, jelaslah bahwa bangsa dan umat ini membutuhkan suri tauladan yg layak untuk ditiru dan sanggup membawa setiap insan Indonesia lebih maju dan lebih bermartabat. Manusia membutuhkan keteladanan hampir dalam semua spektrum kehidupan. Misalnya, anak muda membutuhkan sosok tangguh dan memotivasi diri mereka untuk menghadapi kesulitan hidup dan banyak rintangan untuk berkembang.

Rumah tangga membutuhkan figur suami dan ayah teladan yg penuh perhatian kepada istri dan anak2nya. Dunia usaha juga kini membutuhkan sosok pebisnis yg sukses tanpa harus bertumpu pada modal dan uang, tetapi bisa bertumpu pada kompetensi dan kepercayaan. Dunia pendidikan membutuhkan figur pendidik yg ngemong (mengayomi) dan memperlakukan siswa sebagai organisme yg tumbuh dan perlu diperhatikan dari waktu ke waktu. Karena sejatinya pendidikan itu adalah transformasi nilai dan budi pekerti, bukan sekedar transmisi informasi dan data belaka.

Dalam urusan sosial, diperlukan seorang pemimpin yang mampu merajut titik2 temu dari berbagai elemen masyarakat yg berbeda dari sisi ideologi, budaya, dan tradisinya, menjadi satu tatanan masyarakat yang baru yg bergerak menuju peradaban yg baru.

Namun sayang, saat ini, detik ini sulit menemukan sosok-sosok teladan seperti itu. Bila ada itupun hanya sepersekiannya dari jumlah seluruh penduduk Indonesia yg notabennya bermacam macam. Adakah kita rindu akan kehadiran sosok teladan????

Karena saat ini, sosok teladan terbaik itu telah tertutupi keangkuhan dan kesombongan karena memang mereka enggan untuk melihat sosok teladan terbaik seperti Muhammad SAW.

3. Rabun Dekat Kaum Muslim
Faktor lain yg mereduksi nilai keteladanan leadership dan menejemen Rasulullah adalah ketidak mampuan kalangan Muslim sendiri dalam mengenali dan melihat kehidupan Rasulullah SAW secara lengkap baik itu dalam tatanan hukum, politik, militer, pendidikan, dan juga kehidpuan sosial. Kemudian teladan-teladan
tersebut dikonversikan ke dalam suatu model yg dapat diteladani dengan mudah.

Saya pernah mengalami kejadian yg sama. Suatu hari pernah saya melakukan shaum sunnah setelah Idul Fitri, kemudian ada yg berkata, "Emang apa manfaatnya puasa setelah Idul Fitri???" Saya menjawab, "Kan kita berusaha mencontoh Rasulullah." Kemudian saya seolah diolok-olok bahwa hebat saya ini bisa sebanding dg Rasulullah. Tidak demikian pembaca yg budiman. Sesungguhnya Rasul Muhammad SAW juga merupakan seorang manusia yg teladannya bisa ditiru. Maksudnya, saat ini banyak yg melihat bahwasanya kita sebagai manusia akan sulit untuk meniru karena tittle Muhammad adalah seorang Rasul. saya berharap hal ini bisa dihilangkan.

Saat ini banyak sekali kita memperingati hari2 besar umat Muslim khususnya, tetapi tidak ada pemaknaan yg dalam dari peringatan hari2 tersebut. Seperti contoh Maulid Nabi Muhammad SAW.

Yang lebih parah adalah, ketika peneladanan dan penokohan idola telah jatuh kepada sosok2 lain yg jelas2 tidak patut ditiru. Saat ini banyak dari kalangan remaja lebih mengidolakan artis2, bahkan mungkin bila ditanya mengenai kehidupan artis tersebut, mereka akan menjawabnya dengan lancar. Akan tetapi bila ditanya mengenai Rasul mereka, hanya sedikit sekali yg mampu menjawabnya. Sungguh ini adalah krisis keteladanan yg sangat besar dampaknya.

4. Muhammad SAW adalah Teladan Terbaik
Jalan terbaik menuju kesuksesan adalah meniru perilaku orang yang sukses. Ini adalah konsep NLP atau Neuro-Lingusitic Programming (penyusunan bahasa saraf), sebuah konsep yg berbasiskan pada premis bahwa setiap manusia sistem saraf yg sama, karena itu "segala sesuatu yg dapat Anda lakukan, saya juga bisa melakukannya", yaitu dengan menirunya.

Dalam hal ini, Muhammad SAW adlah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan. Tidak ada manusia yg demikian sempurna dapat diteladani karena di dirinya terdapat berbagai sifat mulia. Di samping itu, Muhammad SAW juga pernah mengalami berbagai keadaan dalam hidupnya. Beliau pernah menghadapi kesulitan hidup dan serba susah, ini bisa diteladani oelh orang2 yg mengalami kesulitan hidup. Rasul juga pernah mengalami kehidupan yg kaya, sehingga patut dijadikan contoh oleh orang kaya dalam menggunakan kekayaannya. Beliaupun pernah menjadi pemimpin dalam berbagai bidang sehingga kita bisa meneladani kepemimpinannya.

Menurut seorang Profesor yakni Prof. K. S Ramakhrisna, seorang ahli filsafat di India dalam bukunya "Muhammad the Prophet of Islam" memberi komentar tentang Nabi yg ummi ini:

Ia tidak belajar ilmu filsafat di sekolah Athena atau Roma, Persia, Cina dan India. Tetapi beliau dapat memproklamirkan kebenaran tertinggi dari nilai-nilai abadi kepada umat manusia. Dirinya buta aksara, tetapi beliau dapat berbicara dengan kefasihan lidah dan kegairahan untuk menggerakan manusia menangis dalam kegembiraan. Dilahirkan sebagai anak yatim dan diberkati tanpa harta benda duniawi, beliau dicintai semua orang. Beliau tidak belajar akademi militer, tetapi beliau dapat menyusun pasukannya melawan rintangan yg tak seimbang dan memperoleh kemenangan demi kemenangan melalui kekuatan moral yg beliau susun. Manusia berbakat dengan kejeniusan retorik memang langka. Bahkan Descrates memasukan Muhammad sebagai orator yg sempurna di antara orator yg langka di dunia.

Akhir kata, saya mencoba memahamkan kepada seluruh pembaca yg budiman bahwa untuk dapat melakukukan hal yg dilakukan orang lain, adalah dengan meniru orang lain. Dan sebaik-baiknya meniru adalah dengan meniru teladan yg baik. Mari mengenal dan meniru teladan Terbaik.

5. Melanjutkan Keteladanan Rasul
Setelah penjelasan panjang lebar diatas, lantas sudah selesaikah tugas kita hanya dengan mencontoh Rasul saja??? Ternyata tidak cukup sampai disana. Sebagai seorang Muslim yg diharuskan berdakhwah, kitapun harus terus melanjutkan estafet perjuangan Rasul dengan cara mencontoh teladan Rasul SAW juga menjadikan kita teladan bagi umat di masa ini. Karena Islam ini adalah rahmat bagi seluruh alam maka sudah seyogyanya kita menyebarkan Islam ke seluruh penjuru nusantara pada khususnya. Dengan demikian, sudah jelaslah kewajiban kita, meniru teladan terbaiik dan mencontohkan untuk ditiru sebagai teladan terbaik, sebagai Muslim sejati penerus perjuangan para Nabi.

Sumber: Dikutip dari Buku berjudul "Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager" karangan Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar disini, diharapkan tidak memakai anonymous supaya lebih mengakrabkan (pilihlah profil Nama/URL dengan menggunakan nama samaran atau nama panggilan anda bila tidak memiliki akun).