Rabu, 27 Maret 2013

Berhenti Berharap

Berhenti Berharap

"Lho, kok gitu?" Bukannya kita harus memperbesar harapan kita?
Karena dengan harapan, kita setidaknya masih punya semangat untuk menjadi lebih baik.
Eits, tunggu dulu, karena yang dimaksud penulis bukanlah berharap demikian.



Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kecenderungan memiliki harapan pada sesuatu hal yang ia anggap penting.
Oleh karenanya, berharap pada sesuatu menjadi titik terpenting bagi seseorang untuk melangkah dalam kehidupannya.
Namun, bukan disini letak bahasan yang akan dibahas penulis.

Harapan akan menjadi sesuatu yang sangat besar pengaruhnya terhadap diri seseorang, baik ataupun buruk.

"Memangnya ada harapan yang buruk?"
Tidak ada harapan yang buruk. Tapi yang ada adalah penempatan "harapan" yang salah.
Dimanakah letak kesalahannya?
Sebagai contoh, si Fulan sangat berharap mendapatkan nilai A pada ujiannya,
tapi ia sedikitpun tidak pernah berikhtiar atau belajar dengan sungguh-sungguh.
Atau banyak lagi contoh yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa kita harus "Berhenti Berharap"?
Karena terkadang kita salah menempatkan harapan kita.
Maka, "berhentilah berharap" ketika

1. Terlalu banyak berharap pada manusia, karena semakin banyak berharap, semakin banyak pula kecewanya.
2. Berharap pada sesuatu yang sudah jelas tidak mungkin dicapai, untuk apa melakukannya? Hanya membuang waktumu saja.
3. Berharap tanpa adanya ikhtiar, bersiap-siaplah jadi pecundang kalau kamu melakukannya.

Semoga kita dapat meletakkan harapan kita sesuai dengan tempatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar disini, diharapkan tidak memakai anonymous supaya lebih mengakrabkan (pilihlah profil Nama/URL dengan menggunakan nama samaran atau nama panggilan anda bila tidak memiliki akun).